Tahun Baru Islam 1445 H, mengingatkan kita pada peristiwa besar berupa hijrah Rasulullah Muhammad SAW bersama para sahabat dari kota Mekkah ke Madinah pada tahun 622 M. Dari peristiwa hijrahnya Rasulullah terbentuklah kalender hijriyah.
Kalender Hijriyah adalah sistem penanggalan isam berdasarkan peredaran bulan yang juga disebut kalender qamariyah. Terbentuknya kelender hijriyah adalah inisiatif dari sahabat Rasullah yaitu Umar Bin Khattab RA. Penanggalan islam atau penanggalan hijriyah dimulai sejak zaman pemerintahan khalifah Umar Bin Khattab RA.
Bulan Muharram memiliki banyak keistimewaan. Salah satunya disebutkan dalam sebuah hadits yang berbunyi :
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- : أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ ، وَإِنَّ أَفْضَلَ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْمَفْرُوضَةِ صَلاَةٌ مِنَ اللَّيْلِ
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda : “Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, yaitu Muharram. Sedangkan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam.” (HR:Muslim)
Beberapa hikmah hijrah yang di alami oleh Rasullah dan para Sahabat:
- Menjadikannya tonggak Sejarah yang monumental dan memiliki makna yang sangat dalam ajaran umat Islam.
- Hijrah adalah suatu bentuk semangat para pejuang yang tak kenal putus asa dan rasa optimis yang sangat tinggi supaya di masa depan Islam akan terus berkembang.
- Hijrah mengandung semangat persaudaraan yang sangat dalam, seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW ketika mempersaudarakan kaum Muhajirin dan kaum Anshor.
وَالَّذِيْنَ تَبَوَّءُوْالدَّارَ وَالْإيْمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّوْنَ مَنْ هَاجَرَ إلَيْهِمْ وَلاَ يَجِدُوْنَ فِيْ صُدُوْرِهِمْ حَاجَةً مِم اُوْتُوْا وَيُؤْثِرُوْنَ عَلَى اَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَة وَمَنْ يُوْقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَألَئكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
“Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) ´mencintai´ orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung”.