Oleh : Habib al-Ma’ruf bin Shodiq al-Ma’ruf NBM. 1286868.
Bab . Sedekah Dari Harta Yang Terbaik.
إِنَّ الْحَمْدَ ِللهِ ،نَحْمَدُهُ وَ نَسْتَعِيْنُهُ،مَنْ يَهْدِهِ اللهُ،فَلَا مُضِلَّ لَهُ،وَ مَنْ يُضْلِلْ، فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ، وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.
HR. Muslim.
يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ،وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَ أَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
QS. Ali ‘Imron (3) : 102.
أما بعد :
Segala puji hanya milik Allah, kami senantiasa memujinya.
Kami memohon pertolongan dan ampunan hanya kepada-Nya.
Kami berlindung kepada Allah dari segala kejelekan dan kejahatan sikap perbuatan kami.
Barangsiapa yg diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada yg bisa menyesatkannya, dan barangsiapa disesatkan oleh Allah maka tidak ada yg bisa memberinya petunjuk.
Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah, dan sesungguhnya Muhammad adalah hamba Allah dan utusan-Nya.
Wahai hamba Allah .
Islam sangat menganjurkan dan mengajak kepada umatnya untuk senantiasa berbuat kebaikan atau kebajikan.
Baik dengan harta benda yakni sedekah fisabilillah ataupun dalam bentuk yg lain.
Bahkan orang yg bersedekah akan meraih ganjaran pahala berlipat ganda sesuai dengan keikhlasannya kepada Allah.
Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman :
مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ أَمْوٰلَهُمْ فِى سَبِيْلِ اللهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِى كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ. وَاللهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَشَآءُ. وَاللهُ وٰسِعٌ عَلِيْمٌ.
Artinya : “Perumpamaan orang yg menginfakkan hartanya dijalan Allah seperti sebutir biji yg menumbuhkan tujuh (7) tangkai, pada setiap tangkai ada seratus (100) biji.
Allah melipat gandakan bagi siapa yg Dia kehendaki dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui”.
QS. Al-Baqaroh (2) = 261.
Pengertian menginfakkan harta dijalan Allah meliputi : Belanja untuk kepentingan jihad, pembangunan lembaga pendidikan (Islam), rumah sakit, penelitian ilmiah dll.
Didalam hadits juga di sebutkan pahala yg semakna :
١٣٠ ـ( ١٨٩٢) ـ حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيْمَ الْحَنْظَلِيُّ: أَخْبَرَنَا جَرِيْرٌ، عَنِ الْأَعْمَاشِ، عَنْ أَبِي عَمْرٍو الشَّيْبَانِبِّ، عَنْ أَبِي مَسْعُوْدٍ الأَنْصَرِيِّ. قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ بِنَاقَةٍ مَخْطُومَةٍ.فَقَالَ : هَذِهِ فِي سَبِيْلِ اللهِ. فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلّم :(( لَكَ بِهَا ـ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ـ سَبْعُ مِئَةِ نَاقَةٍ، كُلُّهَا مَخْطُومَةٌ)). رواه مسلم.
Artinya : 132 – (1892) – Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ibrohim Al-Hanzholi: Telah mengkhabarkan kepada kami Jarir, dari Al-A’masy, dari Abu ‘Amr Asy-Syaibani, dari Abu Mas’ud Al-Anshori. ia berkata : Seorang laki-laki datang membawa seekor onta yg hidungnya terdapat tanda-tanda tertentu.
Laki-laki itu mengatakan : Onta ini untuk berjihad dijalan Allah.
Maka Rasulullah Shollallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Kelak pada hari kiamat kau akan mendapat 700 ekor onta yg semuanya berhidung seperti onta yg kau berikan itu”.
HR. Muslim. no. 1892.
Kitab Shohih Muslim halaman. 755 – 756.
Wahai hamba Allah.
Hendaklah ketika bersedekah dari harta yg baik ataupun yg terbaik yg engkau amat cinta dengan harta tersebut, serta mengikuti petunjuk Rasulullah.
Allah Ta’ala berfirman :
لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتّٰى تُنْفِقُوْا مِمَّا تُحِبُّوْنَ. وَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ شَيْءٍ فَإِنَّ اللهَ بِهِ عَلِيْمٌ.
Artinya : “Kamu tidak akan memperoleh kebajikan (yg sempurna) , sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yg kamu cintai.
Dan apapun yg kamu infakkan, maka sungguh Allah Maha mengetahui.
QS. Ali ‘Imron (3) : 92.
Dalam hadits disebutkan :
٤٢ـ(٩٩٨)ـ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَ،قَالَ: قَرَأْتُ عَلَى مَالِكٍ،عَنْ إِسْحَاقَ بْنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ أَبِي طَلْحَةَ، أَنَّهُ سَمِعَ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ يَقُوْلُ: كَانَ أَبُو طَلْحَةَ أَكْثَرَ أَنْصَارِيٍّ بِالْمَدِيْنَ مَالًا، وَكَانَ أَحَبُّ أَمْوَالِهِ إِلَيْهِ بَيْرَحَى، وَكَانَتْ مُسْتَقْبِلَةَ الْمَسْجِدِ،وَكَانَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَدْخُلُهَا وَيَشْرَبُ مِنْ مَاءٍ فِيْهَا طَيِّبٍ.
Artinya : 42 – 998 – Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya, berkata : Saya membacakan kepada Malik, dari Ishaq bin ‘Abdullah bin Abu Tholhah, bahwasannya dia mendengar Anas bin Malik berkata : Abu Tholhah adalah orang Anshor di Madinah yg paling banyak hartanya, dan harta yg paling dia cintai adalah taman “Bairoha” yg menghadap masjid.
Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wa sallam pernah masuk ke taman itu dan meminum airnya yg segar.
قَالَ أَنَسٌ: فَلَمَّا نَزَلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ:((لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّى تُنْفِقُوْا مِمَّا تُحِبُّوْنَ))(آل عمران:٩٢) قَامَ أَبُو طَلْحَةَ إِلَى رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلّم فَقَالَ: إِنَّ اللهَ يَقُوْلُ فِي كِتَابِهِ:((لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّى تُنْفِقُوْا مِمَّا تُحِبُّوْنَ)) وَإِنَّ أَحَبَّ أَمْوَالِي إِلَيَّ بَيْرَحَى،وَإِنَّهَا صَدَقَةٌ ِللهِ أَرْجُوْ بِرَّهَا وَذُخْرَهَا عِنْدَ اللهِ، فَضَعْهَا يَا رَسُولَ اللهِ حَيْثُ شِئْتَ. قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلّم:((بَخْ! ذَلِكَ مَالٌ رَابِحٌ، ذَلِكَ مَالٌ رَابِحٌ، قَدْ سَمِعْتُ مَا قُلْتَ فِيْهَا، وَإِنِّي أَرَى أَنْ تَجْعَلَهَا فِي الْأَقْرَبِيْنَ)) فَقَسَمَهَا أَبُو طَلْحَةَ فِي أَقَارِبِهِ وَبَنِي عَمِّهِ.
Kata Anas : Tatkala turun ayat (yg artinya) : “Kau tidak akan memperoleh kebajikan sehingga kau infakkan sebagian harta yg kau cintai” (QS. Ali ‘Imron (3) : 92) , maka Abu Tholhah menemui Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wa sallam, katanya :
Sesungguhnya Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman di dalam kitab-Nya (yg artinya): “Kamu tidak akan memperoleh sehingga kamu menginfakkan sebagian dari harta yg kamu cintai”, sesungguhnya hartaku yg paling aku cintai adalah taman “Bairoha”, maka sekarang taman itu aku serahkan karena Allah, yg aku harapkan pahalanya dan sebagai tabungan disisi Allah Subhanahu Wa Ta’ala, untuk itu manfaatkanlah ya Rasulullah, terserah Anda!
Rasulullah Shollallaahu ‘alaihi wa sallam menjawab : “Wah,itu harta yg paling menguntungkan, wah, itu harta yg paling menguntungkan.
Aku telah mendengar apa yg kau katakan mengenai harta itu kau berikan saja kepada sanak kerabatmu”.
Lalu Abu Tholhah membagikannya kepada sanak kerabatnya dan anak-anak pamannya.
HR. Bukhori no.1461 ,dan Muslim no. 994. ini lafaz Muslim dalam kitab Shohih Muslim halaman. 360.
Disamping harta yg kita sedekahkan dari harta yg baik (terbaik) juga bermanfaat bagi orang lain (masyarakat) yakni dalam bentuk waqof.
Menurut hadits Ibnu Umar yg berkata bahwa sahabat ‘Umar Rodliyallahu ‘anhu memperoleh sebidang tanah di Khoibar, lalu menghadap Nabi Shollallahu ‘alaihi wa sallam, seraya berkata : Aku telah memperoleh sebidang tanah di Khoibar yg belum pernah kudapati seindah itu, maka apa yg akan engkau perintahkan kepadaku?
Sabda Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wa sallam :
إِنْ شِئْتَ حَبَسْتَ اَصْلَهَا وَتَصَدَّقْتَ بِهَا.
“Jika suka, engkau tahan pokoknya dan engkau gunakan untuk sedekah (jadikanlah waqof)”.
Kata Ibnu Umar : Kemudian sahabat Umar mensedekahkannya, tidak dijual pokoknya, tidak diwarisi dan tidak pula diberikan kepada orang lain.
Berkata Ibnu Umar : Maka Umar mensedekahkan kepada orang-orang fakir, kaum keluarga, budak belian, pada jalan Allah, Ibnussabil (musafir yg kehabisan bekal).
Ditambah pada lain riwayat dan kepada tamu – Dan tidak mengapa bagi orang yg menguasai tanah waqof itu akan makan dari pada hasilnya dengan sepantasnya atau memberi makan kepada teman, dengan tidak bermaksud guna pengumpulan dan penabungan kekayaan.
Diriwayatkan oleh Lima (5) Ahli Hadits.
Ada hadits seperti itu juga yg diriwayatkan oleh Yahya bin Sa’id.
Kitab HPT. halaman 273.
Ketika seseorang ingin bersedekah akan tetapi tidak mempunyai harta, maka bisa bersedekah dalam bentuk lain seperti berbuat amal sholih, kebaikan, dengan tenaga ataupun pikiran yg semuanya ditujukan hanya kepada Allah.
عَنْ حُذَيْفَةَ رضي الله عنه، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ : كُلُّ مَعْرُوْفٍ صَدَقَةٌ.
Diriwayatkan dari Hudzaifah Rodliyallahu ‘anhu, dari Nabi Shollallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda : “Setiap kebaikan adalah sedekah”
HR. Muslim no. 1005, Kitab Shohih Muslim halaman.362.
اَقُولُ قَوْلِ هَذَا وَ اَسْتَغْفِرُ اللهَ لِى وَلَكُمْ وَ لِجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم.
Khutbah Kedua.
الْحَمْدُ ِللهِ وَحْدَهُ وَ اَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُولُهُ.
أَمَّا بَعْدُ: فَاتَّقُوا اللهَ ـ عِبَادَ الله ـ
فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم، وَشَرَّ الْأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا،وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ.
HR. Muslim.
Sidang Jum’at yg dimulyakan Allah.
Pengaruh sedekah akan mencakup kepada orang kaya dan juga orang miskin, sehingga orang kaya hatinya menjadi bersih dan suci sebab sedekah baik itu sedekah wajib ataupun sedekah sunnah.
Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman :
خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيْهِمْ بِهَا..
Artinya : “Ambillah shodaqoh dari sebagian harta mereka dengan shodaqoh itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka”.
QS. At-Taubah (9) :103.
Wahai kaum muslimin.
Sedekah (shodaqoh) mempunyai banyak keutamaan-keutamaan.
Salah satu keutamaan dari sedekah sunnah adalah bisa menghapus kesalahan (dosa) hamba.
Diriwayatkan dari Mu’adz bin Jabal Rodliyallahu ‘anhu, bahwa Nabi Shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيْئَةَ كَمَا يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ.
Artinya : “Dan shodaqoh itu akan menghapuskan kesalahan sebagaimana air memadamkan api.”
Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi ,ia berkata: Hadits ini hasan shohih dan Ibnu Majah
إِنَّ اللهَ وَ مَلٰئِكَتَهُ، يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِ مُحَمَّدٍ،كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى اِبْرَاهِيْمَ وَ اٰلِ اِبْرَاهِيْمَ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ اٰلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى اِبْرَاهِيْمَ وَ اٰلِ اِبْرَاهِيْمَ. اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ،إِنَّكَ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ.
رَبَّنَا ضَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْلَنَا وَ تَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّا مِنَ الْخَاسِرِيْنَ.
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَ ذُرِّيَّتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنِ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا.
اللَّهُمَّ إِنَّي أَعُوْذُبِكَ مِنْ فِتْنَةِ النَّارِ.وَعَذَابِ النَّارِ.وَمِنْ شَرِّ الْغِنَى وَالْفَقْرِ.
اَللّٰهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُبِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْهَرَمِ وَالْبُخْلِ. وَأَعُوْذُبِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ. وَ أَعُوْذُبِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ.
رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّ فِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَّقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَالحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
أَقِمِ الصَّلَاةْ
Catatan Didalam HPT bab Khutbah :
- Khotib hendaklah berkhotbah dua kali .
لِحَدِيْثِ رَوَاهُ الْجَمَاعَةُ اِلَّا الْبُخَارِيُّ وَالتِّرْمِذِيَّ عَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ رضي الله عنه قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَخْطُبُ قَائِمًا وَيَجْلِسُ بَيْنَ الْخُطْبَتَيْنِ وَيَقْرَأُ آيَاتٍ وَيُذَكِّرُ النَّاسَ.
Artinya : Karena hadits riwayat Jama’ah kecuali Bukhori dan At-Tirmidzi dari Jabir bin Samuroh Rodliyallahu ‘anhu yg berkata : Adalah Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wa sallam berkhutbah sambil berdiri dan duduk diantara dua (2) khutbah dan membaca beberapa ayat Al-Qur’an dan memberi peringatan kepada orang banyak.
HPT halaman. 120 & 143.
- Imam hendaklah memulai khutbahnya dengan ucapan : tahmid, tasyahud dan sholawat pada Nabi Shollallahu ‘alaihi wa sallam.
وَلِحَدِيْثِ اَبِي دَاوُدَ وَ اَحْمَدَ عَنْ اَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: كُلُّ كَلَامٍ لَا يُبْدَأُفِيْهِ بِالْحَمْدِ ِللهِ فَهُوَ اَجْذَمُ
Artinya : Karena hadits riwayat Abu Dawud dan Ahmad dari Abu Hurairoh Rodliyallahu ‘anhu dari Nabi Shollallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda : “Semua pembicaraan yg tidak dimulai bacaan al-hamdu lillaah itu terpotong.
وَلِحَدِيْثِ مُسْلِمٍ عَنْ جَابِرٍ رضي الله عنه قَالَ: كَانَتْ خُطْبَةُ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلّم يَوْمَ الْجُمُعَةِ يَحْمَدُ اللهَ وَيُثَنِّي عَلَيْهِ.اَلْحَدِيْثَ.
Artinya : Juga karena hadits riwayat Muslim dari Jabir Rodliyallahu ‘anhu yg berkata : Adalah khutbah Nabi Shollallaahu ‘alaihi wa sallam pada hari Jum’at, beliau mulai dengan al-hamdu lillah dan memuji kepada Allah…. Seterusnya hadits.
وَلِحَدِيْثِ اَحْمَدَ وَ اَبِى دَاود والترمذي عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ : اَلْخُطْبَةُ الَّتِي لَيْسَ فِيْهَا شَهَادَةٌ كَالْيَدِ الْجَذْمَاءِ. وَفِى رِوَايَةٍ تَشَهُّدٌ.
Artinya : Juga karena hadits riwayat Ahmad, Abu Dawud dan Turmidzi dari Abu Hurairoh Rodliyallahu ‘anhu berkata : Khutbah yg tidak disertai syahadah itu seperti tangan terpotong.
Dalam riwayat lain disebut : disertai persyahadatan.
وَلاِتِّفَاقِ السَّلَفِ وَالْخَلَفِ عَلَى التَّصْلِيَةِ فِى خُطَبِهِمْ.
Artinya : Dan sudah menjadi kemufakatan ‘Ulama Salaf dan Kholaf bahwa mereka dalam khutbah-khutbah, selalu disertai sholawat kepada Nabi Shollallaahu ‘alaihi wa sallam.
- Kita dari Muhammadiyah mengikuti apa yg telah berlaku pada masa Rasulullah Shollallaahu ‘alaihi wa sallam.
Kitab HPT halaman 121 & 146.
- Berwasiat taqwa dalam khutbah.
لِحَدِيْثِ مُسْلِمٍ عَنْ جَابِرٍ رضي الله عنه اَنَّهُ صلى الله عليه وسلم كَانَ يُوَاظِبُ عَلَى الْوَصِيَّةِ بِالتَّقْوَى فِى خُطْبَتِهِ.
Artinya : Karena hadits riwayat Muslim dari Jabir Rodliyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shollallaahu ‘alaihi wa sallal selalu mewashiyatkan taqwa dalam khutbahnya.
Kitab HPT halaman 146 – 147.
- Kemudian diakhiri dengan do’a, dengan mengangkat jari (telunjuk) tangan kanan baik khutbah Jum’at ataupun khutbah ‘Ied.
وَلِحَدِيْثِ اَحْمَدَ وَالتِّرْمِذِيِّ عَنْ حُصَيْنِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمنِ رضي الله عنه قَالَ: كُنْتُ اِلَى جَنْبِ عِمَارَةَ ابْنِ رُئَيْبَةَ وَ بِشْرِ بْنُ مَرْوَانَ يَخْطُبُنَا فَلَمَّا دَعَا رَفَعَ يَدَيْهِ. فَقَالَ عِمَارَةُ يَعْنِي قَبَّحَ اللهُ هَاتَيْنِ الْيَدَيْنِ رَاَيْتُ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم وَهُوَ عَلَى الْمِنْبَرِ يَخْطُبُ اِذَا دَعَا يَقُولُ هكَذَا فَرَفَعَ السَّبَّابَةَ وَحْدَهَا.
Artinya : Juga karena hadits riwayat Ahmad dan Tirmidzi dari Hushain bin ‘Abdurrahman Rodliyallahu ‘anhu : Adalah aku disamping ‘Imaroh bin Ruaibah dan pada waktu itu Bisyr bin Marwan berkhutbah kepada kita.
Ketika dia berdoa , mengangkat kedua belah tangannya.
Maka ‘Imaroh berkata : yakni : Semoga Allah mencacatkan kedua belah tangan itu , aku melihat Rasulullah Shollallaahu ‘alaihi wa sallam diwaktu beliau berkhutbah diatas mimbar, ketika beliau berdoa berbuat begini, lalu ‘Imaroh mengangkat telunjuk saja.
Kitab HPT halaman. 147.
Hadits ini juga terdapat di kitab Tuntunan ‘Idain dan Qurban, MTT.PP.Muhammadiyah. halaman 46 HR. An-Nasa’i.
Hadits tersebut juga terdapat di kitab Shohih Muslim halaman.311 : HR.Muslim no.874.