Penulis : Muhammad Reza Ardhana dan Tim Mubaligh Hijrah Loa Janan
SAMARINDA – 26 Februari 2025 SMA Istiqamah Muhammadiyah Samarinda (SMAIM) menerjunkan sebanyak 100 santri untuk mengikuti kegiatan Mubaligh Hijrah 1446H. Kegiatan Mubaligh Hijrah bukan hanya sekadar ceremonial, tetapi juga sebagai kebutuhan masyarakat. Dari sekian banyak masjid tentu tidak semuanya memiliki sumber daya yang memadai. Kegiatan Mubaligh Hijrah sebuah program yang bertujuan untuk menyebarkan nilai-nilai Islam ke berbagai pelosok nusantara, kembali digelar tahun ini. Kegiatan pengantaran santri akan dimulai dari besok untuk tempat yang jauh dan lusa untuk tempat yang dekat.
Arip Saripudin, S.Pd.I, M.A. selaku Kepala Sekolah SMAIM dan Taufik selaku Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) memberi amanat sekaligus membuka agenda pembekalan dan pelepasan Mubaligh Hijrah 2025 yang dilaksanakan pada hari Rabu, 26 Februrai 2025/27 sya’ban 1446H di Masjid Istiqamah Muhammadiyah Sempaja. Kegiatan Mubaligh Hijrah merupakan agenda wajib selama bulan Ramadhan untuk santri kelas X dan XI yang dibentuk untuk mengabdi di masyarakat.
“Selama kegiatan Mubaligh Hijrah, selain pengabdian masyarakat tapi juga akan diisi oleh kajian keislaman oleh para guru dan ustadz. Ekspektasi yang tinggi terhadap para santri yang akan mengabdi maka dari itu kalian akan dibekali dengan kemampuan literasi baca tulis serta kemampuan publik speaking. Selain itu para santri dapat menyesuaikan dan memahami kondisi masyarakat” Ujar Kepala Sekolah SMAIM.
Para santri akan melaksanakan kegiatan Mubaligh Hijrah ini selama 20 hari mulai tanggal 1 Maret sampai 20 Maret 2025. Lokasi penyebaran para Da’i Mubaligh Hijrah meliputi daerah-daerah di KALTIM seperti Samarinda, PPU, Tenggarong, Samboja, Bontang, Muara Badak, Bengalon, dan lain-lain. Berbagai aktivitas yang harus dilakukan oleh para Santri selama Mubaligh Hijrah meliputi kegiatan kultum, mengajar TPA, membantu warga masjid dalam menyiapkan buka puasa dan sahur, pengabdian masyarakat, dan peningkatan kualitas ibadah selama bulan Ramadhan.
Salah satu tantangan yang dihadapi dalam kegiatan Mubaligh Hijrah ini adalah kondisi geografis yang sulit, terutama di daerah-daerah pelosok KALTIM. Namun, para santri telah dipersiapkan secara fisik dan mental untuk menghadapi berbagai tantangan, termasuk tinggal di daerah yang memiliki keterbatasan infrastruktur. Salah satu santri yang ikut serta dalam kegiatan ini, Syabil, mengatakan bahwa dirinya sangat antusias untuk ikut terlibat dalam kegiatan Mubaligh Hijrah. “Ini adalah kesempatan bagi saya untuk mengamalkan ilmu yang sudah saya pelajari selama di SMA Istiqamah Muhammadiyah. Saya berharap dapat memberikan manfaat kepada masyarakat di daerah yang saya tuju,” ujar Syabil.
kegiatan Mubaligh Hijrah diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar bagi para santri dan masyarakat. Bagi santri, program ini menjadi kesempatan berharga untuk mengamalkan ilmu agama yang telah mereka pelajari, mengasah keterampilan dakwah, serta berinteraksi langsung dengan masyarakat di berbagai pelosok KALTIM, sehingga mereka tumbuh menjadi pendakwah yang lebih matang dan berpengalaman. Sementara itu, bagi masyarakat, terutama yang berada di daerah terpencil, kehadiran santri da’i diharapkan mampu memberikan pencerahan spiritual dan edukasi, serta memberdayakan mereka melalui kegiatan sosial dan ekonomi yang positif. Dengan demikian, program ini diharapkan dapat menciptakan hubungan yang saling menguatkan antara santri sebagai agen perubahan dan masyarakat sebagai penerima manfaat dakwah.